Senin, 30 Oktober 2017

Cara memposting Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ialah saldo-saldo buku besar setelah disesusaikan dengan keadaan akhir tahun atau keadaan saat menyusun laporan keuangan suatu usaha. Yang telah disesuaikan adalah nilai saldo-saldo tertentu dalam neraca saldo. Apa yang dinilai dan bagaimana cara menyesuaikannya diatur dalam kaidah akuntansi.

Penyesuaian saldo-saldo pada akhir tahun atas sebagian saldo rekening yang ada dalam neraca saldo akhir tahun maka dilaksanakan dengan JURNAL PENYESUAIAN. Jurnal penyesuaian dibuat agar tercapai keseimbangan. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan ketidaksamaan, diantaranya:

–Ada transaksi yang terlewat (belum dicatat)
–Kesalahan perhitungan (nilai transaksi yang dicatat terlalu besar atau terlalu kecil)
–Ada transaksi yang tidak bisa diakui akibat penerapan sistem akrual.

Menurut aturan dalam kaidah akuntansi, setelah neraca saldo tersusun, tidak seluruh angka-angka saldo tersebut dapat dipakai sebagai laporan keuangan karena sebagian saldo Rekening, Perkiraan, maupun Akun belum menunjukan nilai yang semestinya menurut aturan akuntansi.

Untuk mengetahui neraca saldo setelah penyesuaian perlu ada hal-hal berikut:

a) Beban terutang (beban yang masih harus dibayarkan)
Apabila di akhir periode tahun terdapat beban yang harus dibayarkan, transaksi tersebut harus dicatat di jurnal penyesuaian. Misal gaji karyawan di bulan Desember 2016 dan baru akan dibayarkan di tanggal 2 Januari 2017, maka harus dibuatkan jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2016 seperti berikut:



b) Pendapatan yang harus diterima
Sama halnya dengan beban terutang, pada akhir periode mungkin ada pendapatan usaha yang pembayarannya belum diterima. Misal , pada akhir periode ada pendapatan usaha yang belum diterima,. Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2016 seperti berikut:




c) Penyusutan aktiva tetap (Fixed asset)
Aktiva tetap atau Fixed asset adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan meliputi, perlengkapan, bangunan dan kendaraan. Karena pada waktu penggunaannya tidak dilakukan pencatatannya maka nilai aktiva tetap pada akhir periode masih tercantum di neraca saldo sebesar nilai belinya.

Ada beberapa metode untuk menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap, seperti Metode garis lurus, Metode tarif tetap atas nilai buku, Metode jumlah angka tahun Dalam metode garis lurus, jumlah beban penyusutan dhiting sama besar dari tahun ketahun. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat : Dicatat sebesar yang menjadi beban penyusutan pada periode tersebut.



d) Beban dibayar dimuka
Pembayaran yang dilakukan terlebih dahulu oleh perusahaan untuk suatu beban. Dan pembayaran tersebut melebihi suatu periode akuntansi, maka perlu dilakukan pencatatan jurnal penyesuaian agar dapat mengetahui beban sebenarnya pada waktu itu. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat:



e) Pendapatan Dibayar dimuka
Pendapatan yang masih harus diterima timbul karen pada akhir periode telah terjadi pendapatan, tetapi belum diterima pembayarannya. Ayat jurnal Penyesuaian yang dibuat : Dicatat sebesar yang menjadi pendapatan pada periode tersebut.



Melakukan langkah pada poin diatas, jika masih belum balance maka harus diulangi kembali. Maka langkah tersebut harus dilakukan sampai balance

Untuk memudahkan dalam perancangan neraca saldo setelah penyesuaian sudah ada aplikasinya yang bagus untuk menghitung semua tentang hasil akhir dari solusi keuangan anda yaitu aplikasi akuntansi yang sudah 20 tahun membantu perhitungan keuangan usaha di Indonesia ataupun di luar Indonesia disebut ZAHIR ACCOUNTING.

Zahir Accounting merupakan aplikasi pembukuan keuangan yang user friendly, fleksibel, tepat guna, serta hemat waktu. Pengguna dapat mencatat seluruh informasi keuangan kedalam satu aplikasi yang terintegrasi. Aplikasi pembukuan ini tidak hanya merekam transaksi bisnis, namun juga akan mempermudah pelaku usaha dalam hal pengambilan keputusan, meningkatkan layanan terhadap pelanggan, serta hemat waktu.

Jumat, 27 Oktober 2017

Cara memposting Jurnal Penyesuaian

Neraca saldo yang telah disusun setelah buku besar dan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak semuanya menunjukan nilai yang sebenarnya dari akun tersebut. Agar neraca saldo menyajikan keadaan yang sebenarnya dari tiap akun maka disusunlah jurnal penyesuaian. Jadi jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang berfungsi untuk menyesuaikan sedemikian rupa sehingga nillai- nilai dari harta, hutang, modal, pendapatan, dan beban, sehingga tersebut memperlihatkan nilai  yang sebenarnya.
Sebagian besar pendapat dan hasil survei menyebutkan bahwa materi jurnal penyesuaian adalah yang dianggap paling sulit oleh siswa. Sebenarnya jurnal penyesuaian bukanlah sesuatu yang sulit, jika kita sudah paham betul dengan konsep penyusunannya serta sudah lancar mengerjakan pencatatan jurnal umum. Berikut ini akan coba saya jelaskan mengenai cara mudah mengerjakan jurnal penyesuaian.
Dalam menyusun jurnal penyesuaian disini saya membaginya ke dalam dua klasifikasi untuk proses penyusunannya, yaitu:

  1. Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum biasa, hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan akun kas, beban yang masih harus dibayar/utang beban, pendapatan yang masih harus diterima/piutang pendapatan, dan penyusutan aktiva tetap.
  2. Menyusun jurnal penyesuaian seperti mencatat jurnal umum tapi dengan membalik posisi saldo dari akunnya, yang semula di debit menjadi di kredit dan sebaliknya. Hal ini lazim digunakan untuk menyesuaikan beban dibayar dimuka, pendapatan diterima dimuka, dan pemakaian perlengkaapan

Menyusun Jurnal Penyesuaian Seperti Mencatat Jurnal Umum Biasa
Dalam menyusun jurnal penyesuaian seperti jurnal umum biasa ini, kita hanya menganalisis setiap perubahan yang terjadi pada keterangan penyesuaian di akhir periode dan menyusun ayat jurnal penyesuaiannya seperti menyusun ayat jurnal umum.


  • Menyesuaikan Akun Kas

Penyebab akun kas belum menunjukan nilai yang sebenarnya karena umumnya uang kas perusahaan disimpan di Bank. Kondisi tersebut menyebabkan jumlah saldo yang dilaporkan oleh Bank seringkali terjadi dengan yang dicatat oleh perusahaan. Hal ini karena ada beberapa transaksi yang telah dicatat oleh Bank namun belum dicatat oleh perusahaan begitu juga sebaliknya. Penyebab- penyebab ini antara lain Bank telah mencatat pembebanan adminsitrasi dan pemberian pendapatan bunga, sedangkan perusahaan belum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Tanggal 31 Desember 2011 bendahara perusahaan mencatat saldo kas di perusahaan sebesar Rp. 12.500.000,- pada saat yang bersamaan Bank mengirimkan laporan rekening koran perusahaan dan melaporkan bahwa rekening kas perusahaan di Bank sebesar Rp.13.200.000,-. Selisih tersebut disebabkan karena Bank telah mendebit rekening perusahaan sebesar Rp. 250.000,- sebagai administrasi bank dan mengkredit rekening perusahaan sebesar Rp. 950.000,- sebagai pendapatan giro. Susunlah jurnal penyesuaian dari transaksi tersebut!
Analisis:
Untuk penyesuaian tersebut di atas bisa ditempuh dengan dua cara namun jurnal penyesuaiannya sama seperti menyusun jurnal umum biasa.

Cara 1:
HItung selisih kas di perusahaan dan kas di Bank, yaitu Rp. 13.200.000 - Rp. 12.500.000,- sama dengan Rp. 700.000,-, Hal ini menyebabkan kas perusahaan bertambah. Saat menyusun jurnal umum kas bertambah di sebelah debit. Selanjutnya pencatatan beban administrasi bertambah di debit sebesar Rp. 250.000,- dan pendapatan bunga giro bertambah di kredit sebesar Rp. 950.000,- 
Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Kas                          Rp. 700.000,-
Beban Administrasi   Rp. 250.000,-
          Pendapatan Bunga             Rp. 950.000,-

Cara 2:
Menganalisis setiap perubahan transaksi dan pencatatan yang dilakukan Bank. Mencatat pembebanan administrasi bank sebesar Rp. 250.000,-,.Pencatatan bebab mengakibatkan beban bertambah dan kas berkurang. Beban Administrasi bertambah di debit dan kas berkurang di kredit masing- masing sebesar Rp. 250.000,-. Pencatatan penerimaan pendapatan bunga giro sebesar Rp. 950.000,-. Penerimaan pendapatan bunga berarti kas bertambah di debit dan pendapatan bertambah di kredit masing- masing sebesar Rp. 950.000,-
Jurnal Penyesuaiannya adalah:
Beban Administrasi    Rp. 250.000,-
            Kas                                      Rp. 250.000,-
Kas                               Rp. 950.000,-
            Pendapatan Bunga            Rp. 950.000,-
Kita lihat disana terdapat akun kas di debit sebesar Rp. 950.000,- dan akun di kredit sebesar Rp. 250.000,- kita hitung selisihnya untuk mendapatkan saldo sebenarnya dari kas tersebut sehingga diperoleh saldo kas debit Rp. 700.000 (950.000 - 250.000) karena nilai debit lebih besar maka posisi kas akan di debit. Jika diringkas maka Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Kas                         Rp. 700.000,-
Beban Administrasi   Rp. 250.000,-
          Pendapatan Bunga             Rp. 950.000,-
(Sama seperti cara yang pertama, silakan pakai cara yang paling dianggap mudah)


  • Menyesuaikan Beban Yang Masih Harus Dibayar

Pencatatan beban yang masih harus dibayar menyebabkan beban perusahaan bertambah dan hutang perusahaan bertambah. Penyesuaiannya sama persis dengan menysusun jurnal umum biasa. Untuk lebih jelasnya perhatikan dua contoh berikut:

Contoh 1:
Perusahaan membayar gaji ke karyawan sebesar Rp. 1.200.000 untuk 6 hari kerja setiap hari Sabtu. Tanggal 31 Desember 2011 jatuh pada hari Selasa.
Analisis:
Penghitungan beban gaji yang masih harus dibayar adalah 2 hari yaitu hari Senin dan Selasa, karena perusahaan seharusnya membayar gaji Karyawan pada hari Sabtu, sedangkan belum mencapai hari Sabtu sudah jatuh di hari terakhir pembukuan 31 Desember 2011 di hari Selasa, sehingga perusahaan mempunyai hutang gaji kepada karyawan selama 2 hari di akhir tahun 2011.
Perhitungannya adalah: 2/6 x Rp. 1.200.000,- = Rp. 400.000,-
Beban gaji bertambah di debit dan hutang gaji bertambah di kredit masing- masing sebesar Rp. 1.000.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Gaji             Rp. 400.000
          Hutang Gaji                Rp. 400.000


Contoh 2:
Terdapat pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan nilai jasa sebesar Rp. 2.500.000,- akan tetapi nilai tersebut belum diterima perusahaan.
Analisis:
Transaksi di atas akan berdampak pada bertambahnya piutang usaha di debit dan pendapataan jasa bertambah di kredit masing - masing Rp. 2.500.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Piutang usaha          Rp. 2.500.000,-
           Pendapatan Jasa              Rp. 2.500.000,-


  • Menyesuaikan Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan terhadap aktiva tetap akan mengakibatkan beban penyusutan aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap bertambah. Ingat akumulasi penyusutan aktiva tetap merupakan kontra akun dari aktiva tetap jadi setiap pertambahan aktiva tetap selalu di kredit. Kunci utama dalam penyusutan aktiva tetap ini adalah kita harus mengetahui dasar penyusutan nya apakah dari harga perolehan atau nilai buku daari aktiva tetap. Selain itu metode penyusutan yang dipakai juga perlu diketahui, karena ada banyak metode yang dipakai mulai dari prosentase, garis lurus, jumlah angka tahun, kapasitas produksi, dll. Pembahasan mengenai penyusutan aktiva tetap nanti akan dibahas tersendiri di postingan selanjutnya. Sebagai awalan daan yang umumnya dipakai adalah metode garis lurus dan prosentase dari nilai aktiva tetap.

Contoh 1: (Penyusutan berdasarkan prosentase harga perolehan aktiva tetap)
Kendaraan dengan harga perolehan Rp. 17.500.000,- dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.750.000,-  disusutkan sebesar 10 % dari harga perolehannya.
Analisis:
Hitung nilai penyusutannya, yaitu: 10 % x Rp. 17.500.000,- = Rp. 1.750.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Penyusutan Kendaraan    Rp. 1.750.000,-
    Akumulasi Penyusutan Kendaraan             Rp. 1.750.000,-

Jika soal tersebut nilai prosentase berdasarkan nilai buku, maka harus dihitung dulu nilai buku dari aktiva tersebut dengan cara menghitung selisih dari harga perolehan dengan nilai akumulasi penyusutan peralatan kemudian baru dikalikan prosentasenya. Ayat Jurnal penyesuaiannya sama cuman nominal saja yang berbeda.
Harga Perolehan diketahui dari nominal debit dari aktiva tetap di neraca saldo
Nilai Buku = Harga Perolehan - Akumulasi Penyusutan 

Contoh 2: (penyusutan menggunakan metode garis lurus)
Nilai Peralatan di Neraca Saldo di debit sebesar Rp.17.500.000. Perusahaan memperkirakan peralatan tersebut mempunyai umur manfaat selama 4 tahun dengan taksiran nilai sisa sebesar Rp. 2.500.000,-.
Perhitungan Penyusutannya jika dengan menggunakan metode garis lurus adalah:
Penyusutan = ( Harga perolehan - nilai sisa) dibagi umur ekonomis
(17.500.000 - 2.500.000)/ 4 = 15.000.000/4 = Rp. 3.750.000,-
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban Penyusutan Peralatan          Rp. 3.750.000,-
     Akumulasi Penyusutan Peralatan               Rp. 3.750.000,-

Pengertian dan cara memposting Neraca Saldo

  • Pengertian Dan Kegunaan Neraca Saldo

Setelah proses transaksi dipindahkan dari jurnal umum atau buku harian ke akun-akun yang bersangkutan di dalam buku besar, maka jumlah saldo setiap akun dapat dihitung untuk kemudian digunakan untuk menyusun neraca saldo.
“Saldo adalah selisih antara jumlah pada sisi debet dengan jumlah sisi kredit dari suatu akun buku besar”.
“Neraca saldo atau biasa disebut sebagai trial balance adalah kumpulan daftar saldo-saldo akun di dalam buku besar yang disusun pada akhir periode”.

  • Manfaat Neraca Saldo

Neraca saldo adalah merupakan tahapan yang harus dilalui dalam siklus akuntansi (proses akuntansi). Penyusunan neraca saldo mempunyai manfaat penting diantaranya,
  1. 1.Menunjukkan ringkasan dari buku besar , sehingga dapat menjadi sumber informasi sekaligus memudahkan dalam penyusunan laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan neraca.
  2. 2. Penyusunan neraca saldo secara otomatis berarti tekah melakukan pengujian keseimbangan jumlah saldo debet dan kredit dalam buku besar.

  • Prosedur Membuat Neraca Saldo

Sebelumnya telah disinggung tentang proses penyusunan neraca saldo yaitu dengan pemindahan saldo dari buku besar. Penyusunan neraca saldo tergantung dari bentuk buku besar sendiri jika buku besar menggunakan bentuk staffel maka, saldo setiap akun dapat diketahui setiap saat. Jika buku besar menggunakan bentuk skontro atau bentuk T, maka jumlah saldo harus dihitung terlebih dahulu.

  • Contoh Nerca Saldo

  1. 1. Buku Besar skontro

  1. 2. Buku Besar staffel


Dengan demikian pada akhirnya, akan dapat kita lihat neraca saldo yang sudah terbentuk 

Senin, 23 Oktober 2017

Cara Pembukuan Akutansi bagi pemula

Akutansi adalah sebuah aktivitas atau proses dalam mengindendifikasi mencatat, mengklarifikasi, mengolah dan menyajikan data yang bberhubungan dengan uang
atau transaksi agar mudah dimengerti dalam mengambil keputusan yang tepat. Tujuan pembukuan akuntansi adalah untuk memberi informasi keuangan secara handal
dan terpecaya, untuk menyampaikan sedalam mungkin informasi lain yang masih berkaitan dengan laporan keuangan yang masih relevan untuk digunakan oleh pengguna
lkaporan keuangan, untuk memberi informasi yang terpecaya tentang perubahan yang ada pada sumber ekonomi sebuah perusahaan yang muncul karena ada kegiatan
usaha.

1.Memahami Apa Itu Akuntansi
Untuk bisa mempelajari suatu ilmu, tentu saja kita harus memahami pengertian dari ilmu tersebut. Termasuk juga ilmu akuntansi. Sangat penting dipelajari apa itu akuntansi. Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel ruang lingkup akuntansi, bahwa pengertian akuntansi terbagi menjadi 2 sudut pandang yaitu, dari sudut pemakai dan sudut proses kegiatan.
Dilihat dari sudut pemakai merupakan ilmu yang menyediakan informasi keuangan yang diperlukan oleh pihak-pihak berkepentingan dengan sebuah perusahaan. Sedang dari sudut pandang proses adalah kegiatan mencatat, menggolongkan, membuat ikhtisar, menyajikan, melaporkan serta melakukan analisa data transaksi keuangan sebuah perusahaan.

2.Nama dan Nomor Akun Beserta Saldo Normalnya
Akuntansi terdiri dari banyak nama akun. Di mana masing-masing nama akun memiliki nomor akun beserta saldo normalnya. Fungsi akun adalah untuk memudahkan dalam menyusun laporan keuangan secara sistematis. Sedang saldo normal adalah saldo yang menempatkan sebuah akun berada di posisi debet (kiri) atau kredit (kanan).
Akun-akun yang wajib dihapal adalah sebagai berikut :
•Akun “Aset” memiliki nomor akun berawal angka “1” dengan saldo normal debet (D)
•Akun “Utang” memiliki nomor akun berawal angka “2” dengan saldo normal kredit (K)
•Akun “Modal” memiliki nomor akun berawal angka “3” dengan saldo normal kredit (K)
•Akun “Pendapatan” memiliki nomor akun berawal angka “4” dengan saldo normal kredit (K)
•Akun “Biaya atau Beban” memiliki nomor akun berawal angka “5” dengan saldo normal debet (D)
Nomor-nomor akun di atas akan berkembang menyesuaikan dengan jenis transaksi dan kebutuhan perusahaan. Misal : Untuk akun “Kas” yang merupakan bagian dari aset, perusahaan A memberi nomor akun “101”. Atau akun “Pendapatan Sewa”, perusahaan B menetapkan “405” sebagai nomor akun pendapatan tersebut. Berikut adalah nomor-nomor akun
•Akun yang termasuk dalam aset umumnya pasti bernomor akun 100 hingga 199,
•Yang termasuk dalam Utang umumnya bernomor akun 200 hingga 299,
•Yang termasuk dalam Modal umumnya bernomor akun 300 hingga 399,
•Yang termasuk dalam Pendapatan umumnya bernomor akun 400 hingga 499,
•Dan yang termasuk dalam Biaya atau Beban umumnya bernomor akun 500 hingga 599.

3.Dasar Akuntansi
Poin-poin penting akuntansi terangkum dalam dasar-dasar akuntansi, dan hal ini harus benar-benar dipahami di luar kepala agar bisa menjadi akuntan yang handal.
Dasar-dasar akuntansi meliputi konsep debet-kredit, penjurnalan, pemostingan jurnal ke buku besar, membuat neraca saldo atau neraca percobaan, dan menyajikan laporan-laporan keuangan. Hal tersebut bisa dibaca kembali dalam artikel dasar-dasar akuntansi.

4.Logika Akuntansi
Logika akuntansi berbeda dengan logika matematika, meski dalam pengerjaan akuntansi menggunakan rumus matematika. Logika akuntansi adalah persamaan dasar akuntansi yang merupakan hubungan antara elemen aset suatu perusahaan dengan utang dan modal yang dimilikinya. Hubungan antar elemen tersebut menciptakan suatu keseimbangan antara sisi debet dan sisi kredit pada jurnal maupun laporan keuangan. Logika ini merupakan dasar untuk bisa mengerjakan akuntansi seperti mencatat jurnal hingga penyajian laporan keuangan.
Logika akuntansi :
                             D = K
Aset + Biaya         = Utang + Modal + Pendapatan
Jika logika akuntansi di atas bisa dikuasai dengan baik, maka mengerjakan akuntansi menjadi sesuatu hal yang sangat mudah. Berikut contoh kasus untuk bisa membedakan logika akuntansi dengan logika matematika :
Budi ingin membeli sebuah buku yang berharga Rp 50.000 namun ia hanya memiliki uang Rp 40.000.- Karena itu ia meminjam Rp 10.000 kepada Wati.
Bila diuraikan ke dalam logika matematika dan akuntansi sebagai berikut :
Logika matematika =       40.000 (uang Budi) + 10.000 (pinjaman dari Wati) = 50.000
50.000 (total uang Budi) – 50.000 (membeli buku) = 0
Akhirnya Budi hanya memiliki buku dan utang kepada Wati, namun ia tidak lagi memiliki uang.
Logika akuntansi =
50.000 (total uang Budi)                = 10.000 (pinjaman dari Wati) + 40.000 (Modal Budi)
Dibelikan buku menjadi :
50.000 (harga buku)                       = 10.000 (pinjaman dari Wati) + 40.000 (Modal Budi)
Di sini berarti Budi memiliki aset berupa buku senilai 50.000, utang kepada Wati senilai 10.000 dan modal sendiri sebesar 40.000.-

5.Memahami Alur Siklus Akuntansi
Setelah logika akuntansi, selanjutnya adalah memahami alur siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk bisa menghasilkan informasi akuntansi berupa laporan keuangan yang benar dan sistematis. Siklus akuntansi memiliki pengertian sebagai proses penyusunan laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan dan dapat diterima umum mencakup ruang lingkup akuntansi pada periode tertentu.
Siklus akuntansi ini mencakup 3 kelompok tahapan yaitu :
•Tahap Pencatatan dan Penggolongan
•Tahap Pembuatan Ikhtisar Laporan Keuangan
•Tahap Pembuatan dan Penyajian Laporan Keuangan
Penjelasan lengkapnya dapat dibuka dan dipelajari kembali dalam artikel siklus akuntansi.
Siklus akuntansi ini penting dan harus dilaksanakan berurutan dari tahap 1 hingga tahap 3 agar laporan keuangan yang sistematis sebagai produk akhir dari akuntansi dapat tersaji dengan benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

6.Sering Berlatih Soal Kasus Akuntansi
Apalah artinya mengetahui dan memahami semua teori akuntansi tanpa mempraktikkannya. Karena pada akhirnya fungsi atau penggunaan akuntansi adalah pekerjaan praktik pada dunia usaha. Sehingga sangat perlu untuk melakukan praktik soal atau kasus-kasus akuntansi. Agar semakin paham dan mahir dalam ilmu akuntansi.
Itulah penjelasan cara mudah belajar akuntansi. Dengan mempraktikkan cara-cara tersebut di atas dibarengi dengan keyakinan bahwa “aku bisa akuntansi”, maka niscaya kita bisa mahir menguasai ilmu serta praktik akuntansi. Dan perspektif tentang akuntansi sebagai ilmu yang sulit dipelajari akan terkubur dalam-dalam.


Cara Pembukuan Buku Besar

Pemindahan (posting) jurnal ke buku besar – Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, tiba saatnya dilakukan posting ke buku besar. Jadi, apakah posting itu? Posting atau pemindahbukuan adalah memindahkan transaksi yang telah dicatat dalam jurnal ke dalam setiap akun buku besar yang sesuai. Buku besar ini merupakan kumpulan akun-akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan. Karena itu, buku besar hampir sama dengan akun. Perbedaannya hanyalah pada penyebutannya.
Ingatkah Anda, apakah akun itu, jurnal disebut juga buku harian yang terus menerus diisi oleh akuntan.


Lalu, bagaimana cara memposting ke buku besar? Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke dalam akun yang sesuai;
2. mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal;
3. mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang bersangkutan.
Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa digunakan, yaitu akun bentuk T, akun 2 kolom, akun 3 kolom, dan akun 4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom” mengacu pada jumlah kolom yang digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut disajikan bentuk-bentuk buku besar tersebut.





Keterangan:
1. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
2. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
3. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
4. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
5. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang menjadi sumber pencatatan.
6. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
7. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat dalam akun tersebut.
Perhatikan cara memposting dari jurnal ke dalam buku besar bentuk tiga kolom di bawah ini!


Setelah Anda mempelajari berbagai bentuk akun buku besar, akan lebih jelas lagi jika Anda mempelajari cara pencatatan transaksi dalam jurnal dan melakukan posting ke dalam buku besar yang disajikan berikut ini.
Transaksi selama bulan Oktober pada Eva Salon
1 Oktober 2005, Ny Eva memulai usaha salon yang diberi nama “Eva Salon”
a. Uang tunai senilai Rp5.000.000,00
b. Piutang jasa Rp300.000,00
c. Perlengkapan salon Rp7.000.000,00
d. Peralatan salon Rp10.000.000,00
2 Dibayar sewa gedung untuk salon Rp1.200.000,00 untuk masa sewa satu tahun.
4 Pembelian peralatan salon sebesar Rp3.000.000,00 secara kredit.
6 Dikeluarkan uang tunai sebesar Rp50.000,00 untuk membayar beban iklan di koran.
10 Dikeluarkan uang per kas sebesar Rp500.000,00 untuk membayar angsuran utang kepada Toko Sinar.
15 Dibayar upah karyawan sebesar Rp150.000,00.
16 Diterima pendapatan setengah bulan pertama Rp4.000.000,00.
27 Dibayar rekening telepon dan listrik bulan ini Rp150.000,00.
31 Dibayar upah karyawan sebesar Rp150.000,00.
31 Pelayanan salon yang pembayarannya tidak diterima langsung berjumlah Rp1.450.000,00.
31 Pengambilan prive oleh pemilik sebesar Rp200.000,00.
Diminta :
1. Buatlah jurnal umumnya!
2. Dari jurnal postinglah ke buku besar!



Apabila akun dalam jurnal umum diposting ke buku besar maka keseluruhan transaksi EVA Salon akan terlihat sebagai berikut.






Tahap pencatatan akuntansi yang meliputi jurnal dan posting ke buku besar telah Anda pelajari. Berikut ini Anda akan mempelajari tahap selanjutnya, yaitu tahap pengikhtisaran.